Rabu, 23 November 2011

Renungan Harian : Memang Berat Tetapi Jangan Takut!

Dan 5:1-6, 13-14, 16-17, 23-28; Luk 21:12-19

Pilihan menjadi murid Yesus membawa resiko dalam hidup sehari-hari. Seorang Misionaris ada yang pernah dipukul dan dianiaya setiap kali memberitakan atau menyebarkan ajaran Tuhan.
Yesus memang tidak pernah menjanjikan situasi hidup yang enak. Ada 2 kelompok orang yang bisa mendatangkan kesulitan bagi murid-murid Yesus.
Pertama, Tantangan dari pihak luar. Murid Yesus tidak hidup sendiri melainkan bersama orang-orang lain. Tidak semua orang mengerti dan menerima kehadiran kita, dicurigai, diperlakukan tidak adil dengan berbagai cara.
Kedua, kesulitan itu tidak hanya dari pihak luar. Kesulitan itu pun bisa diakibatkan oleh orang-orang terdekat : orang tua, saudara dan kaum keluarga. Contohnya seorang anak yang ingin menjadi Katholik, bisa jadi dibenci oleh orang tua dan keluarga.
Menjadi murid Yesus memang banyak tantangannya. secara manusiawi tentu kita takut dan putus asa. Namun dalam terang iman, kita harus yakin bahwa Yesus beserta kita, Yesus adalah andalan kita. Yesus tidak akan meninggalkan kita di tengah kesulitan.
Yesus memang tidak pernah menjanjikan hidup tenang tanpa tantangan, tapi Yesus menjamin kita akan tetap tenang menghadapi tantangan.
"Jangan takut, Aku menyertaimu senantiasa sampai akhir jaman." Amin.

Selasa, 22 November 2011

Renungan Harian : Hati-Hati! Jangan Sampai Tertipu !

Pw St. Sesilia, Prw Mrt
Dan 2:31-45; Luk 21:5-11

Di beberapa negara, banyak yang mengaku bahwa dirinya adalah "mesias". Namun mereka melakukan ajaran-ajaran yang rasanya diluar nalar kita. Tapi anehnya tidak sedikit juga yang mengikuti ajaran tersebut. 
Penyesatan-penyesatan itu sudah terjadi sejak zaman Yesus dan dalam bentuk yang beraneka macam. Yesus berpesan : "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata ; Akulah Dia, dan ; Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka."
Yesus mau kita berhati-hati :
Pertama, Yesus meminta kita untuk berhati-hati terhadap orang-orang yang mengakui dirina "mesias" atau memakai nama Yesus untuk kepentingan-kepentingan tertentu.
Kedua, Yesus mengingatkan kita agar berhati-hati karena tidak seorang pun yang tahu saat datangnya akhir zaman itu. 
Yesus sendiri pun tidak tahu kapan datangnya akhir zaman. Jika Yesus sendiri pun tidak tahu, mengapa kita percaya akan ramalan-ramalan akhir zaman? Mengapa kita takut terhadap ramalan bahwa akhir zaman akan datang pada tahun 2012?
Tugas kita hanyalah mengerjakan pekerjaan yang dipercayakan Tuhan dengan setia, baik, dan benar. Itulah sikap berjaga-jaga murid Tuhan. Amin.

Senin, 21 November 2011

Renungan Harian : Persembahan atau Kolekte, Apa Maknanya?

Pw. St. Maria Dipersembahkan kepada Allah
Dan 1:1-6, 8-20; Luk 21:1-4

Setiap kali ada perayaan misa, hampir selalu ada saat kita diberi kesempatan untuk mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan, dalam bentuk praktis adalah berupa kolekte. Dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus mau menyampaikan kepada kita sehubungan dengan makna atau arti persembahan atau kolekte.
Yesus memperhatikan dua hal, yaitu
1. jumlah kolekte yang kelihatan
2. isi hati si pemberi kolekte
Walaupun Yesus memperhatikan dua hal itu, namun yang menjadi perhatian utama Yesus bukan jumlah uang yang diberikan, melainkan isi hati batin orang yang memberikan kolekte itu.
Tuhan melihat "jumlah" keterlibatan hati dan hidup di dalam kolekte yang dipersembahkan. Di dalam kolekte, kita harus secara total mengembalikan segala yang kita peroleh di dalam hidup kepada Tuhan. Segala yang kita peroleh bersumber dari Tuhan, maka sebagai ungkapan rasa syukurnya dipersembahkan semua kembali kepada Tuhan.
Dengan contoh janda miskin ini Yesus mau mengajarkan kepada kita bahwa pertama-tama bukan kuantitas atau jumlah kolekte yang kita persembahkan yang terpenting bagi Tuhan. Tuhan melihat kesadaran batin yang mendalam bahwa semua yang kita peroleh dalam hidup dan usaha adalah berkat Tuhan, karena itu layak kita ungkapkan rasa syukur dengan memberikan persembahan itu kepada Tuhan.
Bagaimana dengan kolekte yang kita berikan? Apakah sekedar sisa yang tidak berarti untuk hidup dan kebutuhan kita atau sungguh-sungguh ungkapan syukur dan terima kasih karena manyadari bahwa semua yang kita peroleh dan capai dalam hidup adalah berkat dari Tuhan ? Amin.

Kamis, 10 November 2011

Renungan Harian : Berjaga-jaga Menantikan Kerajaan Allah

Pw Leo Agung, Paus, dan Pujangga Gereja
Keb 7:22-8:1; Luk 17:20-25

Dalam banyak kesempatan, kita sering diingatkan bahwa hidup di dunia ini merupakan ziarah yang bersifat sementara. Karena hidup di dunia ini bersifat sementara maka tujuan hidup tidak berakhir di dunia. Bagi orang beriman tujuan utama hidup adalah berada bersama Allah atau hidup dalam Kerajaan Surga.
Sejak awal pewartaan-Nya Tuhan Yesus senantiasa mengingatkan manusia tentang Kerajaan Allah; bahkan poko utama pewartaan Tuhan Yesus adalah Kerajaan Allah. Syarat penting untuk menerima Kerajaan Allah adalah hidup suci (hidup tanpa dosa). Karena itu manusia harus bertobat dari dosa-dosa. Kerajaan Allah tidak akan dialami oleh orang-orang yang hidup dalam dosa. Tuhan Yesus juga menuntut agar memilih Kerajaan Allah sebagai pilihan utama dalam hidup.
Dalam Injil hari ini, Yesus juga mau menjelaskan bahwa Dia sendirilah tanda nyata kehadiran Kerajaan Allah di dunia ini. Maka mendengarkan Dia dan hidup berdasarkan ajaran-Nya merupakan jaminan bagi manusia untuk memperoleh Kerajaan Allah.
Kerajaan Allah akan mengalami kepenuhannya ketika Yesus datang untuk kedua kalinya. Kapan hal itu terjadi tidak ada yang tahu. Dalam banyak kiasan Yesus mengingatkan manusia bahwa Kerajaan Allah akan datang secara tiba-tiba dan tidak disangka-sangka. Karena itu kita manusia dinasehatkan untuk senantiasa berjaga-jaga. Bentuk konkrit dan berjaga-jaga adalah hidup benar dan baik sebagai umat beriman sebagaimana yang Tuhan sendiri ajarkan. Amin

Rabu, 09 November 2011

Renungan Harian : Cinta Akan Rumah-Mu Menghanguskan Aku

Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran
Yeh 47:1-2, 8-9, 12; Yoh 2:13-22

Dalam Injil hari ini diperlihatkan reksi Yesus yang tidak tahan lagi melihat sikap banyak orang Yahudi yang tidak memfungsikan Bait Suci sebagaimana sepantasnya. Yesus sangat marah karena mereka telah mencemari kekudusan Bait Suci dengan barang-barang duniawi. Yesus membuat cemeti dari tali dan mengusir mereka dari Bait Suci itu, lembu dan domba dihalau-Nya. Uang para penukar dihamburkan-Nya dan meja mereka ditumbangkan-Nya. Yesus berkata kepada mereka yang menjual burung merpati "ambillah semuanya dan pergilah. Janganlah menjadikan rumah Bapa-Ku tempat berjualan." Tindakan Yesus ini mengingatkan para murid-Nya akan sabda yang pernah Ia katakan, "Cinta akan rumah-Mu mengobarkan hati-Ku".
Tindakan Yesus ini mengundang reaksi dari orang-orang Yahudi. Mereka menantang Yesus dengan berkata "tanda apakah yang Kau tunjukkan kepada kami bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Yesus menjawab "rombaklah Bait Suci ini, maka dalam tiga hari  akan Kudirikan kembali". Jawaban itu tidak meyakinkan, maka orang itu menjawab bahwa bait suci ini dibangun dalam waktu empat puluh enam tahun lamanya, mereka tidak percaya Yesus akan membangunnya kembali dalam waktu tiga hari. Mereka tidak menyadari bahwa yang dimaksud bait suci adalah Yesus sendiri.
Tindakan Yesus hendaknya menyadarkan kita untuk selalu menjaga kesakralan dan kesucian gereja sebagai tempat dimana kita berkumpul untuk memuji dan memuliakan Tuhan lewat doa dan perayaan-perayaan sakramen. Kekudusan dan kesakralan itu disempurnakan oleh kehadiran Sakramen Mahakudus yang ditahtakan dalam tabernakel. 
Saat merayakan Ekaristi seluruh keberadaan kita (sikap, pikiran, perbuatan serta hati) harus tertuju hanya kepada Tuhan. Busana kita pun harusnya yang pantas bagi Tuhan bukan seenaknya saja. Sikap-sikap lahiriah itu hendaknya mendukung kita untuk berpesta bersama Tuhan.
Maka, marilah kita menempatkan diri secara benar di hadapan Tuhan, serta menjaga rumah kudus-Nya supaya menjadi tempat bagi kita untuk memuji dan memuliakan nama-Nya Semoga cinta akan rumah Tuhan menghanguskan kita. Amin.

Selasa, 08 November 2011

Pengetahuan : Basilika


Dalam Bahasa Latinbasilika (berasal dari Bahasa YunaniBasiliké Stoà, yang berarti Stoa Kerajaan), pada mulanya digunakan untuk menggambarkan sebuah bangunan publik Romawi (seperti juga di Yunani, umumnya sebuah tempat pertemuan), biasanya terletak di pusat sebuah kota Romawi (forum). Di kota-kota Yunani kuno, basilika umum mulai muncul pada abad ke-2 sebelum masehi.
Setelah Kekaisaran Romawi resmi menjadi negara Kristiani, kata tersebut berkembang untuk merujuk pada sebuah gereja yang besar dan penting yang telah diberikan ritus upacara khusus oleh SriPaus. Oleh karena itu, basilika hari ini memiliki dua pengertian: satu dari segi arsitektur dan satu lagi dari segi kegerejaan
Dalam kelas basilika utama, hanya empat gereja Katolik Roma yang termasuk di dalamnya. Salah satu perbedaan utama mereka dari gereja-gereja lainnya adalah masing-masing bangunan ini memiliki sebuah "Gerbang Suci". Melewati gerbang-gerbang suci ini adalah salah satu syarat dalam perayaan Tahun Yubileum Gereja Katolik RomaPaus Benediktus XVI mengganti gelar mereka dari Basilika Pelindung (patriarchal) menjadi Basilika Sri Paus (papal).
Basilika-basilika utama ini membentuk sebuah kelas sendiri yang lebih tinggi statusnya daripada semua gereja-gereja lain sebelumnya, bahkan gereja-gereja Sri Paus lainnya. Namun, basilika-basilika lainnya yang seringkali disebut sebagai "basilika kecil" tidak membentuk sebuah kelas tersendiri. Mereka masuk ke kelas-kelas yang berbeda, dimana kebanyakan dari kelas-kelas ini juga meliputi bangunan-bangunan non-basilika yang sama tingkat statusnya. Misalnya, dalam tiap keuskupan, Katedral Uskup diutamakan terlebih dahulu sebelum basilika-basilika lainnya. Karenanya, setelah basilika-basilika utama disusul oleh katedral utama, katedral wilayah, katedral keuskupan, gereja-gereja biasa dan seterusnya.

<a href="http://indonesia-blogger.com"><img src="http://www.indonesia-blogger.com/img/indonesia-blogger.jpg" border="1"/></a>

Renungan Harian : Setia Dalam Tugas

Keb 2:23-3:9; Luk 17:7-10

Setiap orang memiliki kecenderungan merasa diri penting dan berjasa, apalagi jika pernah melakukan suatu karya besar bagi keluarga, masyarakat, dan Gereja. Sabda Tuhan hari ini lewat perumpamaan memberi sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi setiap orang apa pun statusnya.
Para hamba dalam perumpaman ini merasa tidak melakukan suatu karya yang istimewa. Mereka bekerja tanpa mengeluh dan tanpa menuntut imbalan apapun, apalagi minta dihormati. Walaupun kerap kali mereka tidak dihargai dan dihormati, mereka tetap setia melaksanakan tugasnya melayani kebutuhan sang majikan.
Berbeda dengan para hamba tadi, kebanyakan orang dewasa ini cenderung minta dihargai dan dihormati, apalagi jika punya andil dan jasa dalam urusan bersama. Itu artinya pelayanan yang kita berikan itu tidak tulus. Jika demikian kita menipu Tuhan dengan "topeng" pelayanan karena yang kita cari adalah kehormatan diri kita sendiri.
Sabda Allah hari ini mengingatkan kita bahwa setiap tugas, karya atau pelayanan kepada sesama yang kita lakukan bukan untuk mendapatkan kehormatan pribadi atau supaya dipuji melainkan hanya untuk memuliakan Allah. Oleh karena itu, perlu sikap rendah hati dalam kehidupan ini. 
Mari kita memberikan yang terbaik untuk Tuhan dan sesama sebagai ungkapan rasa syukur kita. Amin

Senin, 07 November 2011

Renungan Harian : Berani Menegur dan Mengampuni

Keb 1:1-7; Luk 17:1-6

Di dalam kehidupan ini, sering kita melihat bahwa ada orang yang berani menegur jika orang lain bersalah. Ada yang mau menegur tetapi kemauan itu ditelan oleh rasa takut. Ada yang sangat berani menegur kesalahan orang lain, tetapi ia mendapat cercaan dan teror dari orang yang melakukan kesalahan.
Yesus menasehati kita supaya kita bertanggung jawabb terhadap kehidupan dan keselamatan jiwa sesama kita. Kata Yesus : "Jika saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia dan jikalau ia menyesal,ampunilah dia." Menghadapi semua orang yang melakukan kejahatan, Yesus mengajarkan juga pengampunan. Tetapi apakah kita harus menunggu orang yang bersalah itu datang barulah kita mengampuni?
Apakah kita bisa mengampuni sebelum orang itu minta maaf? 
Apakah kita suka mengampuni? 
Sampai berapa kalikah saya mengampuni? 
Apakah kita berani menegur, menasehati orang yang bersalah? Amin.

Minggu, 06 November 2011

Renungan Harian : Mencari Kebijaksanaan Tertinggi

Keb 6:12-16; Tes 4:13-18; Mat 25:1-13

Di zaman dahulu, banyak orang mencari ilmu, kebijaksanaan dengan cara bertapa, meditasi di hutan, padang belantara atau di dalam gua-gua. Mereka menyendiri, merenung supaya memperoleh pencerahan atau pengetahuan. Biasanya pencarian itu disertai puasa dan matiraga. Ada yang lain pergi ke negeri yang jauh. Mereka meninggalkan keluarga dan kampung halaman untuk mencari dan mendapatkan "ilmu". Mereka berguru pada guru yang terkenal dan berharap pada akhir pembelajaran merekan akan menjadi pandai dan terampil.
Di zaman sekarang, banyak orang belajar hanya untuk mendapatkan gelar. Entah gelar itu diperoleh dengan susah payah atau dengan jalan pintas. Yang penting ada gelar. Tetapi apakah semua orang belajar, mencari ilmu adalah orang bijaksana? Apakah pengetahuan atau ilmu sungguh mengantar orang pada kebenaran atau kebijaksanaan sejati? Atau justru sebaliknya menjadi orang terpelajar yang bodoh, apakah itu kebijaksanaan sejati?
Orang berpikir bahwa kebijaksanaan atau kebenaran adalah sesuatu yang tersembunyi, yang harus dicari dengan susah payah. Kebijaksanaan selalu dibayangkan sebagai sebuah misteri yang tak terhampiri. Firman Tuhan mengatakan, kebijaksanaan itu selalu menyatakn dirinya, "Kebijaksanaan bercahaya dan tidak pernah pudar, ia rela membiarkan dirinya dilihat oleh orang yang mencintainya dan dikenal oleh mereka yang mencarinya" (Keb 6:12). Kebijaksanaan akan memperlihatkan dirinya. Kebijaksanaan tidak menunggu untuk dicari dan ditemukan. "Ia bergegas menemui mereka yang merindukannya" (Keb 6:13). "Ia pergi mencari mereka yang pantas baginya, dengan anggun menjumpai mereka di jalan." (Keb 6:16).
Allah adalah sumber kebijaksanaan. Dialah kebijaksanaan tertinggi. Allah itu tidak kelihatan, tetapi Ia mau memperlihatkan diri-Nya melalui para nabi dan para utusan-Nya. Lebih lagi Ia mengutus Anak-Nya sendiri sebagai terang dalam gelap. Dia datang ke dunia untuk mencari yang hilang dan menemukan semua yang berada dalam kegelapan. Amin.

Renungan Harian : Dipanggil Menjadi Orang Kudus

Selamat datang di bulan November!

Kita selalu mengawali bulan November dengan dua perayaan penting, yaitu HARI  RAYA SEMUA ORANG KUDUS dan PERINGATAN ARWAH SEMUA ORANG BERIMAN. Sepentas memang kedua perayaan tidak berhubungan, namun sesungguhnya hubungan kedua perayaan ini amat dekat. Keduanya bersumber pada iman yang sama bahwa semua manusia dipanggil kepada kekudusan Allah.
Pertama, kita meyakini bahwa banyak orang beriman yang karena peri hidupnya, sifat dan tingkah lakunya yang baik, yang luhur dan berkenan kepada Tuhan layak disebut orang-orang kudus. Namun mereka ini tidak tercatat dan disahkan dengan penggelaran khusus (beatifikasi dan kanonisasi) seperti para santo dan santa. Dengan ini sebenarnya gereja merayakan dan mensyukuri kasih Tuhan yang memanggil mereka untuk menjadi panutan bagi manusia lain. Karena itu dalam iman kita yakini mereka kini menikmati kehidupan abadi bersama Bapa Surgawi.
Kedua, menyangkut perayaan peringatan arwah semua orang beriman. Karena iman bahwa semua orang dipanggil kepada kekudusan untuk hidup dalam kemuliaan Allah Bapa di surga, maka gereja merasa berkewajiban untuk mendoakan sesama, orang-orang lain, entah keluarga dan kenalan, ataupun siapa saja supaya mendapatkan kerahiman dan pengampunan dari Allah Bapa, sehingga mereka pun boleh menikmati kebahagiaan para kudus di surga. Karena itu secara bersama-sama pada tanggal 2 November semua orang Katholik diminta untuk berdoa secara khusus bagi para arwah beriman; kita juga tahu bahwa anggota keluarga tertentu pada hari-hari peringatan kematian mereka selalu didoakan.