- Persiapan sebelum injeksi siapkan alcohol pad, setelah itu pastikan bahwa alkohol telah kering. Inilah kesalahan yang sering dilakukan dan dapat menyebabkan nyeri yang sebenarnya tidak perlu. Tunggu 5 detik terlebih dahulu dan tindakan itu dapat mengurangi nyeri akibat injeksi.
- Pilih tempat injeksi yang tepat. M. deltoid pada lengan atas lebih sering disukai untuk tempat injeksi IM, tetapi untuk materi yang lebih kental atau volume yang lebih besar dari 2,5 ml harus diberikan pada m. gluteus kuadran atas bagian luar dari bokong. Tempat alternatif lain untuk injeksi yang lebih besar adalah di m. vastus lateralis pada bagian luar kaki pertengahan antara pinggul dan lutut. Kedua otot itu dapat menahan volume injeksi sampai 5 ml.
- Pastikan jarum suntik membentuk sudut 90o terhadap permukaan kulit. Jarum suntik harus masuk ke dalam otot, dan sudut 90o dapat membuat jarum suntik masuk dengan melewati sedikit kulit. Kulit memiliki banyak persarafan dibandingkan otot sehingga dapat menyebabkan nyeri yang lebih berat. Perubahan sudut jarum suntik saat jarum masih di dalam otot akan menyebabkan nyeri yang sama.
- Pegang 2 sampai 3 inchi dari daerah injeksi dan cubit dengan tegas tetapi tidak menyakiti. Masukkan jarum suntik dengan cepat dan tegas ke dalam daerah injeksi. Injeksi seharusnya tidak terlalu cepat sehingga sulit untuk dikontrol. Hati-hati penggunaan jarum suntik yang sudah terlalu lama. Banyak orang tidak memperhatikan bahwa injeksi mengenai tulang sehingga menyebabkan rusaknya jarum suntik dan timbulnya rasa sakit.
- Lakukan injeksi secara perlahan. Injeksi dengan cepat dapat menyebabkan trauma pada jaringan. Namun lamanya jarum suntik menancap tidak mempengaruhi nyeri saat injeksi. Kecepatan injeksi biasanya sekitar 1 detik per mililiter untuk pengobatan dan vaksinasi.
- Lakukan pijatan pada otot setelah dilakukan injeksi. Tindakan ini biasa dilakukan jika injeksi dilakukan di bokong. Tindakan ini dapat menjadi opsional karena tidak semua orang menerimanya.
Senin, 07 Oktober 2013
Bagaimana membuat injeksi tidak menyakitkan?
Rabu, 02 Oktober 2013
Jurnal Tentang Sarapan dan Kejadian Penyakit Jantung Koroner
Studi
prospektif tentang sarapan dan insidensi Penyakit Jantung Koroner pada
laki-laki di Amerika
Abstrak
Latar
belakang
Pada orang dewasa, melewatkan makan
dihubungkan dengan kenaikan berat badan, hipertensi, resistensi insulin dan
peningkatan konsentrasi lemak puasa. Namun tidak diketahui apakah terdapat
kebiasaan makan yang spesifik yang mempengaruhi resiko penyakit jantung
koroner. Objektif dari penelitian ini adalah menilai kebiasaan makan dan resiko
PJK secara prospektif.
Metode
dan hasil
Dilakukan penilaian terhadap kebiasaan
makan, seperti sarapan tahun 1992 pada 26902 laki-laki dari umur 45 tahun
sampai 82 tahun yang tidak memiliki penyakit jantung dan kanker. Selama 16
tahun dilakukan follow up, insiden PJK sebanyak 1527 kasus dapat didiagnosis. Cox professional hazards models
digunakan untuk memperkirakan resiko relatif dan 95 % confidence interval pada PJK, disesuaikan dengan demografik, diet,
gaya hidup, dan faktor resiko PJK yang lainnya. Laki-laki yang tidak sarapan
memiliki resiko 27% lebih tinggi mengalami PJK dibandingkan dengan laki-laki
yang sarapan. (relative risk, 1,55;
95% CI 1.05-2.29). Hubungan ini diperantarai oleh IMT, hipertensi,
hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. Pada penelitian ini, tidak
ditemukan hubungan antara jumlah frekuensi makan (per hari) dan resiko PJK.
Kesimpulan
Pada penelitian ini, dapat disimpulkan
bahwa sarapan dapat menurunkan resiko Penyakit Jantung Koroner (PJK).
Kamis, 13 Juni 2013
Penilaian Rontgen Thorax
Radiologi Thorax
Penilaian Kualitas
Apakah film sudah ditandai dengan
benar?
Ini merupakan pernyataan yang
jelas karena kesalahan tentang penandaan radiograf yang sering terjadi.
Yang harus dilihat pada film :
·
Lihat
nama pasien pada film, apakah sudah benar dan sesuai dengan pemeriksaan yang
diminta.
·
Penentuan
posisi kanan atau kiri dari film tersebut. Ini penting, misalnya mengetahui
bahwa pasien memiliki dextrocardia.
·
Menentukan
gambar ini proyeksinya PA (posterior anterior) atau AP (anterior posterior).
Penilaian kualitas eksposur
Apakah penetrasi ke film cukup?
·
Pada
radiograf kualitas tinggi, bagian vertebra seharusnya terlihat melalui jantung.
·
Jika
bagian vertebra tidak terlihat, berarti terdapat photon sinar X dengan jumlah
terbatas yang menembus pasien menuju film. Hasilnya, film akan terlihat lebih
putih atau potensial kearah “overcalling”
patologis.
·
Jika
film tampak terlalu hitam, berarti terlalu banyak photon yang diterima oleh
film. Warna hitam ini dapat mengurangi hal patologis yang seharusnya tampak
atau kearah “undercalling”.
Film ini PA atau AP?
·
Banyak
foto x-ray diambil dalam posisi PA, yaitu pasien berdiri didepan film sinar X
dengan dada menempel pada film dan punggungnya menghadap kearah radiographer. Sinar
X akan menembus pasien lalu menuju ke film. Jantung dan mediastinum dekat dengan film sehingga
tidak diperbesar.
·
Saat
diambil dalam posisi AP, misalnya pasien dalam posisi berbaring, jantung dan
mediastinum jauh dari film. Hasilnya sangat sulit untuk membuat penilaian yang
tepat mengenai kontur cardiomediastinal pada film AP.
Patient-dependent
factor
Penilaian inspirasi yang cukup
- Pasien harus melakukan inspirasi yang cukup sebelum memulai dilakukan penyinaran
- Penilaian tentang inspirasi yang adekuat adalah proses yang sederhana
- Ini dilakukan dengan melihat costa yang terlihat baik anterior maupun posterior
- Jika terdapat costa ke 6 anterior atau ke 10 posterior, berarti pasien sudah melakukan inspirasi yang adekuat.
- Sebaliknya, jika kurang dari costa ke 6, ini terdapat inspirasi yang kurang dan kalau lebih dari costa 6 berarti hyper-expanded lungs.
- Jika terdapat inspirasi yang kurang maksimal atau dilakukan foto pada saat ekspirasi terdapat hasil yang palsu misalnya cardiomegali, hilar terlihat abnormal, kontur mediastinal yang abnormal, parenkim paru yang terlihat meningkat densitasnya.
Pustaka :
A-Z of Chest Radiology
Langganan:
Postingan (Atom)