Rabu, 02 Oktober 2013

Jurnal Tentang Sarapan dan Kejadian Penyakit Jantung Koroner


Studi prospektif tentang sarapan dan insidensi Penyakit Jantung Koroner pada laki-laki di Amerika

Abstrak
Latar belakang
Pada orang dewasa, melewatkan makan dihubungkan dengan kenaikan berat badan, hipertensi, resistensi insulin dan peningkatan konsentrasi lemak puasa. Namun tidak diketahui apakah terdapat kebiasaan makan yang spesifik yang mempengaruhi resiko penyakit jantung koroner. Objektif dari penelitian ini adalah menilai kebiasaan makan dan resiko PJK secara prospektif.

Metode dan hasil
Dilakukan penilaian terhadap kebiasaan makan, seperti sarapan tahun 1992 pada 26902 laki-laki dari umur 45 tahun sampai 82 tahun yang tidak memiliki penyakit jantung dan kanker. Selama 16 tahun dilakukan follow up, insiden PJK sebanyak 1527 kasus dapat didiagnosis. Cox professional hazards models digunakan untuk memperkirakan resiko relatif dan 95 % confidence interval pada PJK, disesuaikan dengan demografik, diet, gaya hidup, dan faktor resiko PJK yang lainnya. Laki-laki yang tidak sarapan memiliki resiko 27% lebih tinggi mengalami PJK dibandingkan dengan laki-laki yang sarapan. (relative risk, 1,55; 95% CI 1.05-2.29). Hubungan ini diperantarai oleh IMT, hipertensi, hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. Pada penelitian ini, tidak ditemukan hubungan antara jumlah frekuensi  makan (per hari) dan resiko PJK.

Kesimpulan
Pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa sarapan dapat menurunkan resiko Penyakit Jantung Koroner (PJK).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar